Selasa, 11 Juni 2013

Ramadhan... I'm coming...!!!





Tarhib Ramadhan

Penceramah : 
Ust. Hilman Rosyad Syihab, Lc
  •  Lulusan Univ. Islam Madinah Saudi Arabia
  • Dewan Syariah Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung 
  • Personel nasyid Shoutul Harokah
Hari/tanggal :
Ahad, 2 Juni 2013

Tempat :
Masjid Agung Al-Muhajirin, Jln. Nusantara Raya, Depok

Isi materi :

Rasulullah saw dan sahabat senantiasa mempersiapkan Ramadhan, minimal 2 bulan sebelumnya (yaitu Rajab dan Sya’ban). Maka perbanyak ibadah kepada Allah swt pada bulan-bulan tersebut.

Ramadhan itu bulan final, ibadah sepanjang tahun finalnya di Ramadhan. Saat masuk Syawal kita masuk babak penyisihan kembali, sedangkan semi finalnya di Rajab dan Sya’ban.

Pada saat memasuki 1 Syawal maka kita akan mendapatkan piala idul fitri / piala kemenangan. Lalu darimana piala kemenangan itu kita peroleh? Sebabnya apa?
Piala kemenangan didapat dari keta’atan kita kepada Allah, bukan karena puasa. Puasa di Bulan ramadhan itu tidak penting, meskipun hukumnya wajib. Pahala puasa di Bulan Ramadhan utamanya karena kita ”sami’na wa atha’na” kepada Allah. Bahkan karena gak pentingnya puasa itu sampai Rasulullah mengatakan, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabraniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi -yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya)

Puasa itu wajib, tapi ketika sakit boleh berbuka. Sampai saat ini belum ada kesepakatan antara ikatan dokter indonesia dengan MUI daftar penyakit apa saja yang dibolehkan berbuka. Silakan cari di google surat edaran yang menyatakan hal tersebut. Jadi penyakit apa juga boleh, sehingga di sini akal sehat kita yang bermain. Masa cuma sakit panu atau kurap sampai harus berbuka? Maka para ‘ulama memberikan batasan bahwa dibolehkan berbuka apabila saat ia tidak berbuka akan menunda kesembuhannya atau menambah parah sakitnya.

Puasa itu wajib, tapi ketika safar kita dibolehkan untuk berbuka. Saya (Ust Hilman) pernah mengantarkan rombongan umrah 100 orang pada bulan Ramadhan. Pada saat ada layanan makan di pesawat, saya mengajak para jama’ah untuk berbuka karena perjalanan ke Mekkah sangat jauh. Dan Alhamdulillah dari 100 orang itu hanya 7 orang yang berbuka, termasuk saya. Pada saat sampai di tujuan, kami yang 7 orang datang dalam keadaan segar, dapat beribadah, pergi ke masjid. Sedangkan yang 93 orang lainnya terkapar di kamar hotelnya masing-masing. Bahkan banyak yang sakit sehingga tidak optimal dalam menjalankan ibadah umrahnya. Sedangkan yang 7 orang berbuka dari awal dapat dengan tenang menjalankan ibadah umrah dari hari pertama sampai kembali ke Indonesia. Begitulah jika kita lebih mementingkan puasa yang sebenarnya tidak penting.

Tetapi perlu diingat bahwa puasa itu wajib, bahkan ketika kita sengaja meninggalkannya 1 hari saja tanpa adanya uzur maka itu tidak akan dapat diganti walaupun kita berpuasa selama 2 tahun (ada hadits yang mengatakan tidak dapat diganti walau berpuasa seumur hidup).

Betapa banyak orang yang mementingkan puasa di Bulan Ramadhan padahal itu tidak penting. Pahala Ramadhan kita akan banyak yang mempengaruhi piala kemenangan kecuali puasa. Kalaupun ada, itu tidak signifikan, hanya pahala ta’at dan memenuhi kewajiban karena puasa itu bagian dari rukun Islam.

Karena Indonesia adalah negara pertanian, saya (Ust. Hilman) akan mengibaratkan puasa itu seperti tanah subur, ditanami apa saja dapat tumbuh. Karena suburnya tanah itu akhirnya kita beri pagar agar tidak dirusak oleh orang lain. Tetapi kita tidak menanaminya dengan pohon / tanaman yang sesuai dengan fungsinya, sehingga tumbuh lah semak belukar, dll. Maka yang akan ada di sana hanya tikus dan ular. Jika tanah itu ditanam dengan tanaman-tanaman yang bermanfaat, tentu kita akan dapat menikmati hasilnya. Begitu pun saat Ramadhan. Misalkan pada saat 10 hari terakhir bulan Ramadhan, yang ramai malah dimana? Di mall, untuk beli baju baru sebelum lebaran. Atau di dapur untuk ibu-ibu karena membuat kue lebaran yang gak enak itu (karena gak dicicipi :p). Karena apa? Karena mereka lebih mementingkan puasa. Kalau puasa tidak ditanam dengan ibadah-ibadah lain yang seharusnya dikerjakan, maka ia tidak akan membawa manfaat bagi piala kemenangan kita.

Maka tanamlah tanah subur (puasa) itu dengan pohon (ibadah) yang sesuai dengan fungsinya. Nah, 10 pohon ibadah Ramadhan itu adalah :
  1. Mengakhirkan sahur
  2. Menyegerakan berbuka 
  3. Qiyamullail (tidak hanya tarawih)
  4. Tilawatil Qur’an, spesifiknya tadarus, saling menyimak tilawah
  5. Dzikir dan do’a
  6. Zakat, infak, shadaqah 
  7. Memperbanyak ibadah sunnah lainnya 
  8. Meninggalkan perkara mubah yang tidak bermanfaat 
  9. I’tikaf 
  10. Mencari lailatul qadr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar