Tarhib
Ramadhan
Ust. Hilman Rosyad Syihab, Lc
- Lulusan Univ. Islam Madinah Saudi Arabia
- Dewan Syariah Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung
- Personel nasyid Shoutul Harokah
Hari/tanggal :
Ahad, 2 Juni 2013
Tempat :
Masjid Agung Al-Muhajirin, Jln.
Nusantara Raya, Depok
Isi
materi :
Rasulullah
saw dan sahabat senantiasa mempersiapkan Ramadhan, minimal 2 bulan sebelumnya
(yaitu Rajab dan Sya’ban). Maka perbanyak ibadah kepada Allah swt pada
bulan-bulan tersebut.
Ramadhan
itu bulan final, ibadah sepanjang tahun finalnya di Ramadhan. Saat masuk Syawal
kita masuk babak penyisihan kembali, sedangkan semi finalnya di Rajab dan Sya’ban.
Pada
saat memasuki 1 Syawal maka kita akan mendapatkan piala idul fitri / piala
kemenangan. Lalu darimana piala kemenangan itu kita peroleh? Sebabnya apa?
Piala
kemenangan didapat dari keta’atan kita kepada Allah, bukan karena puasa. Puasa di
Bulan ramadhan itu tidak penting, meskipun hukumnya wajib. Pahala puasa di
Bulan Ramadhan utamanya karena kita ”sami’na wa atha’na” kepada Allah. Bahkan karena
gak pentingnya puasa itu sampai Rasulullah mengatakan, “Betapa banyak orang
yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa
lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabraniy dalam Al Kabir dan sanadnya
tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib
no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi -yaitu shahih
dilihat dari jalur lainnya)
Puasa
itu wajib, tapi ketika sakit boleh berbuka. Sampai saat ini belum ada
kesepakatan antara ikatan dokter indonesia dengan MUI daftar penyakit apa saja
yang dibolehkan berbuka. Silakan cari di google surat edaran yang menyatakan
hal tersebut. Jadi penyakit apa juga boleh, sehingga di sini akal sehat kita
yang bermain. Masa cuma sakit panu atau kurap sampai harus berbuka? Maka para ‘ulama
memberikan batasan bahwa dibolehkan berbuka apabila saat ia tidak berbuka akan menunda
kesembuhannya atau menambah parah sakitnya.
Puasa
itu wajib, tapi ketika safar kita dibolehkan untuk berbuka. Saya (Ust Hilman)
pernah mengantarkan rombongan umrah 100 orang pada bulan Ramadhan. Pada saat
ada layanan makan di pesawat, saya mengajak para jama’ah untuk berbuka karena
perjalanan ke Mekkah sangat jauh. Dan Alhamdulillah dari 100 orang itu hanya 7
orang yang berbuka, termasuk saya. Pada saat sampai di tujuan, kami yang 7
orang datang dalam keadaan segar, dapat beribadah, pergi ke masjid. Sedangkan yang
93 orang lainnya terkapar di kamar hotelnya masing-masing. Bahkan banyak yang
sakit sehingga tidak optimal dalam menjalankan ibadah umrahnya. Sedangkan yang
7 orang berbuka dari awal dapat dengan tenang menjalankan ibadah umrah dari
hari pertama sampai kembali ke Indonesia. Begitulah jika kita lebih
mementingkan puasa yang sebenarnya tidak penting.
Tetapi
perlu diingat bahwa puasa itu wajib, bahkan ketika kita sengaja meninggalkannya
1 hari saja tanpa adanya uzur maka itu tidak akan dapat diganti walaupun kita
berpuasa selama 2 tahun (ada hadits yang mengatakan tidak dapat diganti walau
berpuasa seumur hidup).
Betapa
banyak orang yang mementingkan puasa di Bulan Ramadhan padahal itu tidak
penting. Pahala Ramadhan kita akan banyak yang mempengaruhi piala kemenangan
kecuali puasa. Kalaupun ada, itu tidak signifikan, hanya pahala ta’at dan
memenuhi kewajiban karena puasa itu bagian dari rukun Islam.
Karena
Indonesia adalah negara pertanian, saya (Ust. Hilman) akan mengibaratkan puasa itu seperti
tanah subur, ditanami apa saja dapat tumbuh. Karena suburnya tanah itu akhirnya
kita beri pagar agar tidak dirusak oleh orang lain. Tetapi kita tidak
menanaminya dengan pohon / tanaman yang sesuai dengan fungsinya, sehingga
tumbuh lah semak belukar, dll. Maka yang akan ada di sana hanya tikus dan ular.
Jika tanah itu ditanam dengan tanaman-tanaman yang bermanfaat, tentu kita akan
dapat menikmati hasilnya. Begitu pun saat Ramadhan. Misalkan pada saat 10 hari
terakhir bulan Ramadhan, yang ramai malah dimana? Di mall, untuk beli baju baru
sebelum lebaran. Atau di dapur untuk ibu-ibu karena membuat kue lebaran yang
gak enak itu (karena gak dicicipi :p). Karena apa? Karena mereka lebih
mementingkan puasa. Kalau puasa tidak ditanam dengan ibadah-ibadah lain yang
seharusnya dikerjakan, maka ia tidak akan membawa manfaat bagi piala kemenangan
kita.
Maka
tanamlah tanah subur (puasa) itu dengan pohon (ibadah) yang sesuai dengan
fungsinya. Nah, 10 pohon ibadah Ramadhan itu adalah :
- Mengakhirkan sahur
- Menyegerakan berbuka
- Qiyamullail (tidak hanya tarawih)
- Tilawatil Qur’an, spesifiknya tadarus, saling menyimak tilawah
- Dzikir dan do’a
- Zakat, infak, shadaqah
- Memperbanyak ibadah sunnah lainnya
- Meninggalkan perkara mubah yang tidak bermanfaat
- I’tikaf
- Mencari lailatul qadr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar